Selasa, 19 April 2016


“Ketika Ayatullah Khomeini mengetahui operasi khusus Amerika yang akan dilancarkan terhadap Iran dengan menggunakan perangkat perang canggih Amerika, Ayatullah Khomeini pun membaca Surah Al-Fiil dan memohon pertolongan Yang Maha Kuasa.....Ketika operasi khusus rahasia Amerika itu dilaksanakan, Hercules dan helicopter-helicopter canggih Amerika rontok dan hancur di Gurun Tabas, Iran”.

Tanggal 25 April 1980 merupakan hari yang sungguh memalukan bagi Amerika Serikat, namun merupakan hari yang ajaib bagi bangsa Iran, karena hari itu merupakan hari kemenangan rakyat Iran yang baru memenangkan revolusi, yang kemudian berusaha kembali diserang Amerika. Pada hari itulah, langit memberikan pelajaran penuh hikmah kepada Washington dan Pentagon, Amerika Serikat.

Kala itu, pemerintah Amerika Serikat yang dipimpin Presiden Jimmy Carter, memerintahkan militer Amerika Serikat untuk menyerang Iran dengan operasi khusus yang langsung ditangani CIA dan Pentagon. Serangan (operasi khusus) ini dilakukan di pertengahan malam oleh pasukan elit Amerika Serikat yang diperlengkapi dengan berbagai persenjataan modern dengan didukung pesawat Hercules C-130 dan sejumlah helikopter tempur canggih mereka.

Ketika itu, sekitar 90 pasukan komando yang ikut dalam operasi Eagle Claw ditugaskan untuk membebaskan para mata-mata Amerika Serikat yang ditahan di Teheran, Iran.

Mereka yang ditahan itu adalah para pegawai kedutaan Amerika Serikat di Teheran yang melakukan tugas (bekerja) rangkap sebagai mata-mata dan melakukan konspirasi anti revolusi Iran. Hanya saja, kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya sebagai Daneshjuyan-e Peiruvan-e Khatt-e Emam (Mahasiswa Pendukung Garis Imam Khomeini) pada tanggal 4 November 1979 menduduki kedutaan Amerika Serikat yang telah menjadi sarang mata-mata Amerika Serikat tersebut.

Fakta-fakta dari kedutaan Amerika Serikat di Teheran itu dengan baik menunjukkan bahwa tempat tersebut telah lama menjadi pusat operasi intelijen guna menumbangkan revolusi Islam Iran yang digerakkan oleh para pemimpin dan ummat Islam Syi’ah.

Sementara itu, sebelum melakukan operasi khusus rahasia mereka, pasukan Amerika Serikat berbulan-bulan melakukan latihan keras guna membebaskan para agen Amerika Serikat yang ditahan di Teheran. Latihan pertama mereka dilakukan di Arizona dan setelah itu dilaksanakan di Mesir yang kondisi geografinya punya banyak kesamaan dengan daerah Tabas, Iran.

Dengan memperhatikan seriusnya latihan yang mereka lakukan dan persenjataan yang dimiliki oleh pasukan elit Amerika Serikat tersebut, mereka mulai melakukan aksi dan operasinya dengan kepercayaan diri penuh. Ditambah lagi dengan anasir-anasir anti revolusi di Iran sendiri yang sejak awal telah menyatakan kesiapannya untuk bekerjasama dalam operasi Eagle Claw yang dilancarkan atas keterlibatan langsung CIA dan Pentagon tersebut.

Naas bagi pasukuan khusus Amerika Serikat tersebut, dalam perjalanan menuju gurun Tabas di timur Iran, dua helikopter mengalami kerusakan teknis, meski operasi tetap dilanjutkan. Sejumlah helikopter dan pesawat mendarat di tempat yang telah ditentukan dan siap melakukan tahapan operasi berikutnya, bergerak menuju Teheran, ibukota Iran.

Tetapi aneh tapi nyata dan sungguh terjadi di luar dugaan mereka, Tabas menciptakan sebuah keajaiban. Kali ini kehendak Allah kembali menggagalkan kecerdikan para agresor. Saat tiba di sana, satu lagi dari helikopter Amerika mengalami kerusakan teknis yang berujung pada terhentinya operasi ini. Karena operasi rahasia ini membutuhkan sedikitnya enam helikopter, Presiden Jimmy Carter memutuskan untuk menghentikan operasi Eagle Claw dan memerintahkan agar semua pesawat dan helikopter segera kembali.

Dan saat Jimmy Carter tengah berpikir mengenai kegagalan serangan Amerika Serikat ke Iran itu, tiba-tiba datang berita yang membuatnya semakin cemas dan keheranan. Pesawat dan helikopter Amerika yang akan tinggal landas dari gurun Tabas malah saling bertabrakan, terhempas oleh badai pasir yang tiba-tiba muncul tanpa diduga sebelumnya, datang begitu saja tanpa sempat diantisipasi sedikit pun. Ledakan dahsyat pun terjadi dan delapan komando Amerika tewas, sementara mereka yang masih selamat dengan lari terbirit-birit dan ketakutan meninggalkan gurun Tabas dengan pesawat.

Zbigniew Brzezinski, Penasihat Keamanan Nasional Jimmy Carter sebagai pendukung utama operasi ini di Gedung Putih saat melihat reaksi Jimmy Carter setelah mendengar berita itu mengatakan, "Saat mendengar berita itu, Carter menekuk tubuhnya seperti ular yang terluka dan dari wajahnya tampak khawatir."

Di sinilah kehendak Allah kembali menundukkan keinginan kekuatan-kekuatan sombong dan membuat mereka mencicipi pahitnya kegagalan dengan segala perlengkapan modern yang dimiliki.

Imam Khomeini ra menyebut agresi Amerika ke Iran itu sebagai kejahatan dan pelanggaran hukum internasional. Beliau berkata, "Mereka tiba di Tabas dan berpikir mampu menurunkan pasukannya. Dengan alasan ingin membebaskan para tawanan, mereka ingin menghancurkan Iran. Namun Allah swt mengalahkan mereka hanya dengan mengirimkan debu dan angin."

Beliau menilai tawakkal kepada Allah dan keyakinan akan bantuan gaib (dengan doa) merupakan senjata agung yang tidak mampu dipahami oleh negara-negara Barat. “Doa adalah senjatanya orang-orang mukmin”.

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks