Minggu, 14 Februari 2016



Perwakilan pengurus Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi PBNU) beserta rombongan dari Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) datang untuk menghadiri acara Kajian Islam bertema “Pemurtadan Terselubung di Balik Gerakan Jaringan Islam Nusantara” yang digelar di Masjid Al-Mujahidin Jl. Anggrek Nelimurni VII Blok A Slipi Jakarta Barat, Ahad (14/2).

Acara yang diselenggarakan oleh Panitia Kajian Salafy Jakarta ini dihadiri Ustadz Lukman bin Muhammad Ba'abduh selaku pembicara tunggal. Sebagaimana tertera dalam panflet publikasi yang tersebar sebelumnya, tema pengajian tersebut terbilang cukup provokatif dan berisi tuduhan bahwa gerakan Islam Nusantara merupakan ancaman bagi umat Islam di Indonesia.

"Islam Nusantara itu bukan madzab atau aliran baru yang perlu dicurigai macam-macam. Islam Nusantara adalah bentuk sikap kita yang hidup di Nusantara untuk menjalankan keyakinan beragama kita, tanpa harus kita tercerabut dari akar kebudayaan lokal kita", ungkap Abdulloh Wong, salah satu wakil sekretaris Lesbumi PBNU.

Senada dengan Wong, Eko Ahmadi, pengasuh Pondok Pesantren Darul Mukhtazin, Tegal dan ketua Padepokan Dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka) Jawa Tengah juga mengungkapkan bahwa acara pengajian semacam ini cenderung dapat memecah belah ummat Islam sendiri dan menyampaikan tuduhan yang bisa mengakibatkan sikap permusuhan.

Selebaran pengajian Provokatif yang disebar oleh kelompok wahabi untuk memfitnah Islam Nusantara 

"Umat Islam harus mendapatkan informasi berimbang tentang apa itu Islam Nusantara, bukan melalui cara2 agitasi dan menyampaikan kebencian seperti ini", kata Gus Eko, panggilan akrab Eko Ahmadi yang juga pengurus Departemen Seni dan Budaya Lesbumi PBNU.

Dengan berpakaian serba hitam, sejumlah limabelas orang dari Padasuka dan Lesbumi PBNU pun akhirnya hadir di Masjid Al-Mujahidin, Slipi dan langsung berbaur dengan ratusan jamaah yang sudah memadati tempat tersebut. Tak pelak, kedatangan mereka pun langsung menyita perhatian pengunjung lain yang hadir di masjid tersebut dan serta merta merubah atmosfir acara. Ustadz Lukman yang tengah berbicara pun akhirnya menyudahi ceramahnya dan forum itu pun akhirnya bubar.

"Kami hanya ingin mendengar apa yang dipahami saudara2 ini tentang Islam Nusantara. Jika memungkinkan mari kita berdialog secara terbuka, biar tak muncul fitnah", kata Gus Eko seusai acara.

"Saya sempat bilang sama panitia untuk bicara langsung kepada Ustadz Lukman. Dan saya pun mendatanginya untuk maksud bertabayyun, mengajaknya berbicara. Tapi sayangnya dia menghindar dengan alasan ada acara lain", lanjutnya.

Sebagaimana dituturkan Abdullah Wong, Gus Eko terlihat mengejar ustadz Lukman hingga ke pinggir jalan setelah tiba2 acara itu bubar. Namun demikian penceramah Salafi tersebut menolak menemuinya dan langsung pergi dengan mobilnya.

"Nggak apa-apa, setidaknya kita sudah berniat baik untuk mengedepankan dialog. Kita juga sudah mendapatkan rekaman ceramah dan panflet yang dibagikan kepada jamaah yang hadhir pada kesempatan tersebut. Saya berharap tidal ada provokasi2 yang dapat memecah belah kita, baik sebagai umat Islam maupun entitas bangsa yang memiliki akar sejarah kebudayaan dan peradaban yang besar", ujar Gus Eko.

Panitia dan Ustadz Luqman sendiri tidak memberi keterangan resmi tentang mengapa acara itu tiba-tiba bubar setelah rombongan Lesbumi PBNU dan Padasuka tiba di lokasi. Lesbumi PBNU memberi kesempatan kepada panitia dan ustadz Luqman untuk tabayyun dan berdiskusi lebih jauh tentang Islam Nusantara di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya No 164 Jakarta. [NU Online ]

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks