Lagi lagi Media Wahabi Memuji Orang Syiah

Tulisan Chandra Wiguna seorang Non Muslim yang mengulas sebuah berita di IslamPos terkait pemberian penghargaa walikota terbaik sedunia

Naheed Kurban Nenshi adalah walikota terbaik di dunia, yang bermadzab Syiah Ismailiyah

Naheed Kurban Nenshi 43 tahun merupakan Walikota Cagliari, salah satu kota di Provinsi Alberta, Canada. Dia merupakan walikota muslim pertama di Kanada, dan tahun ini terpilih menjadi Walikota Terbaik Sedunia dalam ajang World Mayor Prize mengungguli 29 kandidat lain.

Muslim umumnya senang dan bangga akan pemberitaan ini, tapi ada satu hal yang mereka tidak tahu, dan nampaknya disembunyikan oleh redaksi Islampos, yaitu fakta bahwa Naheed Kurban Nenshi itu adalah seorang penganut Syiah, tepatnya aliran al-Isma’iliyya.[bisa anda lihat di »  www.gutenberg.us/articles/Naheed_Nenshi] Dari.  sini mulai lucu, di satu sisi Islampos adalah media yang sering mendiskreditkan Syiah bahkan menganggap Syiah bukan bagian dari Islam, tapi di sisi lain ketika ada seorang muslim Syiah yang berprestasi mereka ikut merasa bangga seakan prestasi itu adalah milik mereka bersama.

Lihat bagaimana sebelumnya Islampos memojokkan Syiah dengan berita propaganda bahkan menyalahi kaidah jurnalistik, seperti tidak ada unsur 5W+1H, menggunakan narasumber yang tidak jelas, tidak menyertakan pendapat dari tokoh Syiah alias memberitakan secara sepihak, bahkan ada yang menggunakan sebuah lembar kertas (yang mungkin mereka buat sendiri) sebagai bahan berita. Eh sekarang malah mengakui prestasi seorang Syiah dan menuliskan orang tersebut sebagai muslim.[Bisa anda lihat disini » https://www.islampos.com/wali-kota-muslim-di-kanada-raih-penghargaan-wali-kota-terbaik-dunia-162763/] 

- Kejanggalan imigran Syiah di Balikpapan
- Fondasi ajaran Syiah dianggap rapuh
- Cerita bahwa ada teroris Syiah di Garut
- Cerita sex party yang dilakukan umat Syiah

Begitu pula dengan komentar fans Islampos di Facebook, dimana sebelumnya menuduh Syiah sebagai ajaran sesat hasil karangan Yahudi, bahkan menuduhnya sebagai musuh Islam, sekarang malah mengklaim sebagai saudara seiman. 

Ini adalah tampilan pada postingan islam Pos sebelum dihapus, tapi kayaknya sudah dihapus oleh media wahabi itu karena malu

Sebagai non muslim saya tidak tahu dan tidak peduli dengan Islam versi mana yang benar dan konflik antar alirannya, hanya saja saya sering merasa miris ketika menyaksikan umat agama (dari agama manapun) suka menuduh sesat antar satu dengan yang lain, kemudian menjadi konyol ketika umat yang dia tuduh sebagai sesat itu justru punya prestasi lebih baik (karena tidak disibukkan dengan kegiatan sesat menyesatkan) dan prestasinya itu diklaim sebagai prestasi bersama oleh tukang tuduh tersebut.

Model seperti ini bukan pertama kali saya lihat. Pernah saya lihat ada yang menulis tentang Abdus Salam yang merupakan pengikut Ahmadiyah asal Pakistan sebagai tokoh muslim pertama yang meraih nobel di bidang sains, padahal sehari sebelumnya dia menulis status yang isinya menuduh Ahmadiyah sebagai aliran sesat. Banyak pula muslim yang memuji ibn Sina, al Farabi, dan ibn Rusyid sebagai cendikiawan muslim pada masa kejayaan Islam tapi berusaha menutupi fakta bahwa mereka pernah dianggap sesat oleh sesama umat muslim di zamannya seperti al Ghazali. Bagi saya, yang begini bukan hanya konyol tapi juga memalukan.

Baca: Ngabalin Yang Anti Syiah Tapi Memuji Syiah

 Tambahan:
Di sisi lain saya juga merasa heran dengan perasaan “ikut bangga” pada umat beragama, seakan-akan antar umat beragama itu saling bersaing untuk membuktikan mana umat yang paling baik, padahal kenyataannya orang-orang itu kebanyakan berjuang bukan atas nama umat, tapi atas dirinya sendiri. Apa saya bangga ketika bos Microsoft dan Adobe adalah seorang Hindu? Tidak, kenal aja enggak. Saya masih bisa menerima ketika perasaan “ikut bangga” itu muncul dalam kompetisi olahraga misalnya, dimana para atlet memang berjuang atas nama negara, berjuang dengan bantuan uang pajak yang saya bayarkan, maka saya sebagai bagian dari negara merasa ikut menikmati kemenangan yang diperoleh oleh para atlet tersebut.[candrawiguna]