Senin, 16 November 2015

Oleh: Ust Abu Janda Al-Boliwudi 

Salah satu METODA PROPAGANDA Kaum Ekstrimis Pendukung Teroris adalah mendiskreditkan atau menjatuhkan reputasi sebuah sumber informasi dengan menciptakan STIGMA HOAX, dengan harapan supaya informasi bagus yang mencerdaskan tersebut tidak digubris oleh pembaca.
Para penDakwah kebencian

Stigma-stigma HOAX seperti “Media Kafir”, “Media Syiah”, semua kecuali media milik mereka adalah “Media Setan”, padahal pada kenyataannya media milik mereka yang kesetanan menebar HOAX, kebencian dan menghasut permusuhan di tengah masyarakat.
KOMINFO sempat memblokir media-media TERORIS BERKEDOK ISLAM ini, termasuk diantaranya yang tak tertera dalam gambar adalah NAHIMUNKAR, KIBLAT (NET) dan puluhan media online lainnya yang setiap hari melakukan GLORIFIKASI (puja puji) kepada teroris Al-Qaeda, Nusrah, ISIS menyebut mereka sebagai “Mujahid” (pejuang Allah) lalu marah ketika disebut media teroris.
KOMINFO dengan terpaksa membuka kembali media-media teroris ini disebabkan oleh TEKANAN POLITIK dari kubu oposisi pemerintah yang melakukan DISTORSI FAKTA mempolitisir kebijakan Kominfo tersebut sebagai kebijakan yang seolah-olah “anti Islam”. 
Gerakan aliran sayap kanan ultra ekstrim SALAFI WAHABI akhir-akhir ini pun semakin menjadi-jadi yang membuat banyak orang bertanya kenapa pemerintah seolah diam saja membiarkan mereka menebar “TEROR” provokasi konflik Sektarian terhadap umat beda agama dan beda aliran?
JAWABAN: Karena beberapa kebijakan pemerintah saat ini yang cukup berani menutup keran korupsi pada titik-titik strategis yang dikuasai oleh MAFIA LAMA ERA ORBA yang memiliki dana super fantastis cukup untuk dipakai menggulingkan sebuah pemerintahan sah.
Jaringan Mafia lama era ORBA ini bersinergi dengan negara Arab sponsor terorisme donatur dari organisasi-organisasi TERORIS seperti Al-Qaeda dan ISIS yang ingin MERADIKALISASI Islam Indonesia, bahu-membahu berkolaborasi berupaya DESTABILISASI POLKAM dengan harapan terjadi konflik horisontal yang akan menguntungkan keduanya.
Keran korupsi kembali terbuka
Chaos memudahkan perekrutan SDM untuk perang di Timteng
Kedua MUSUH BESAR yang memiliki dana fantastis membuat pemerintah berpikir seribu kali untuk melakukan pendekatan agresif dalam membasmi PAHAM TERORISME yang sedang ditumbuh-kembangkan di dalam negeri. Pemerintah RI juga takut Arab Saudi memboikot kuota haji bila terlalu keras kepada aliran WAHABI yang berasal dari Arab Saudi.
RENUNGKAN.. mengapa pembakaran tempat ibadah, dua-duanya terjadi di daerah KONFLIK yang terdapat separatis bersenjata? TOLIKARA di Papua yang notabene terdapat OPM. Singkil di Aceh yang notabene terdapat GAM. Sebenarnya dapat mudah kita simpulkan bahwa kedua insiden tersebut adalah SARAT REKAYASA, yang merupakan “Warning” (peringatan) bagi pemerintah RI dari musuh-musuhnya.
Kaum Ekstrimis pendukung Teroris akhir-akhir ini juga sedang gencar menebar HOAX “Rencana Komunis dan Syiah melakukan KUDETA” LOL ROFL LMFAO , tentunya adalah BERITA SAMPAH yang sayangnya sering ditelan bulat-bulat oleh segmen “akar rumput” yang kurang memiliki kemampuan untuk memfilter informasi.
Tak ketinggalan gerakan ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) DIBEKINGI DANA FANTASTIS dalam waktu singkat dapat membuka cabang di berbagai daerah, melakukan sosialisasi dengan mobilisasi menakutkan. Apa yang tidak mungkin bila dibeking MAFIA MIGAS dan PETRO DOLLAR SAUDI?
Tujuan akhir dari semua ini adalah mencoba memindahkan “PERANG SEKTARIAN” ke bumi pertiwi, melalui pengasutan permusuhan dan provokasi konflik untuk MEMPARTISI RAKYAT sehingga diharapkan terjadi FRIKSI (gesekan) yang berujung pada konflik horisontal.
Situasi seolah “tidak aman” ini pun digunakan untuk MENCITRAKAN ketidak becusan pemerintah dalam menjalankan mandat rakyat, yang sering kita lihat produk akhirnya berupa gerakan-gerakan ORMAS BERKEDOK RAKYAT yang berteriak-teriak wacana “pencabutan mandat”.
Ini semua demi upaya DESTABILISASI POLKAM dengan tujuan untuk menggulingkan pemerintah agar ladang korupsi kembali terbuka, sambil sekalian meradikalisasi Indonesia agar memudahkan perekrutan SDM untuk perang di Suriah, dan wilayah konflik lainnya di Timur Tengah.
Sebagai penutupan, tak bosan-bosannya Ustad teriakkan: mari kita rapatkan barisan MUSLIM dan NON MUSLIM, tingkatkan kewaspadaan akan paham-paham yang mengatas namakan Islam (atau apapun) yang sedang berupaya melakukan pembenturan umat secara sistematis, terstruktur dan masif!
Mari kita TEBAR PESAN DAMAI, mulai dari diri kita sendiri di lingkungan kita masing-masing. saling mengingatkan, sampaikan sapaan cinta melawan kebencian.. junjung tinggi nilai kemanusiaan diatas kepentingan golongan.. karena kebaikan itu menular, kawan! (ARN/MM)

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks