Minggu, 22 November 2015

Oleh: Denny Siregar 

MELAWAN PAHAM WAHABI


Nama samarannya Abu Ibrahim al-Raqqawi.

Ia adalah seorang pemuda yang tinggal di Raqqa, salah satu kota di Suriah, yang dijadikan ibukota oleh gerakan teroris ISIS. Gelombang pengungsi Suriah terbanyak dari kota ini.

Ibrahim mendirikan gerakan diam bernama Raqqa is Being Slaughtered Silently. Ia men-dokumentasikan kehidupan di Raqqa sesudah kota itu dikuasai ISIS dengan kamera videonya.

Ini bukan kerjaan main2, karena banyak pemuda sepertinya yg tertangkap dan dieksekusi oleh ISIS. Apa yg dilakukan Ibrahim adalah memberi tahu dunia apa yang dilakukan ISIS ketika mereka menguasai suatu wilayah. Anda bisa melihat hasil2 videonya di youtube.

Inilah gerakan perlawanan yang dilakukan untuk melawan kezoliman ISIS oleh pemuda2 Suriah. Ia melawan dengan caranya, dengan apa yang ia bisa lakukan. Dan berhasil. Video ini menggugah beberapa pemimpin dunia seperti Rusia dan Iran untuk membantu Suriah melawan ISIS.

Bentuk perlawanan yang sama sudah mulai terlihat di Indonesia, hanya modelnya masih berupa pencegahan. Menarik melihat model2 penyadaran kepada rakyat Indonesia tentang bahayanya ISIS dengan paham wahabinya.

Pemerintah menggandeng NU dan Muhammadiyah meluncurkan konsep Islam Nusantara sebagai bentuk antitesa dari Islam model arab yang banyak digadang oleh para wahabi. Dedengkot NU seperti KH said agil siradj, Gus Mus dan Cak Nun turun gunung dan merapatkan barisan di dalam NU utk mengedukasi warganya tentang bahaya wahabi dan ISIS. Pada hari Santri yang baru diresmikan, mereka juga menerjunkan santri2 ke wilayah2 perbatasan utk menata kembali konsep Islam yg ramah sesudah peristiwa Tolikara dan Singkil.

GP Ansor NU-pun menggalang gerakan dengan membentuk aliansi bernama ANAS atau Aliansi Nasional Toleran. Ini tandingan dari gerakan intoleran yang menamakan diri mereka ANNAS atau Aliansi Nasional Anti Syiah, yang diwaspadai sebagai sebuah gerakan yang didanai Saudi untuk memecah NKRI dengan isu sektarian Sunni Syiah seperti yg terjadi di Suriah.

Di medsos-pun bergerak perlawanan yang sama. Dalam skala internasional, puluhan hacker bergabung dalam kelompok bernama Anonymous untuk "membantai" situs2 dan medsos yang mendukung ISIS. Mereka sudah menutup 20 ribu twitter yang mendukung ISIS, bahkan mereka berhasil mencuri data apa yang akan dilakukan ISIS kepada beberapa negara termasuk Indonesia. Salah satu data, akan ada penyerangan di sebuah masjid di Karawang oleh ISIS pada hari ini. Serangan tidak terjadi, kemungkinan karena bocornya data yg sudah disebarkan oleh Anonymous ke publik.

Selain Anonymous, aktivis2 medsos di Indonesia juga berjuang melawan kaum Intoleran berpaham wahabi dengan informasi dan edukasi tentang bahayanya paham mereka. Salah satu diantaranya adalah Permadi Arya dengan nama samaran ustad abu janda al-boliwoudi, yang terkenal dengan parodinya. Ada juga seorang nasrani bernama Aleandro Joshua yang terketuk untuk menjaga keutuhan NKRI ini dari paham2 intoleran. Selain itu ada nama Surya Hamidi yang sudah sejak lama bergelut melawan kebodohan dan fanatisme para wahabi melalui fesbuk disamping ada juga Jefri Novendi dan Ahmed Zain Oul Mottaqin .

Di dunia website, muncul tandingan web radikal dengan nama yg dimiripkan. Arrahmah yg selama ini menjadi sumber berita bagi kaum intoleran diplesetkan oleh web berita bernama Arrahmahnews. Sedangkan Voa-Islam ditandingi oleh Voa-Islamnews dan pkspiyungan ditandingi oleh pkspuyengan. Mereka melakukan hal terbalik dari yg selama ini dilakukan website radikal.

Itulah model2 perlawanan di negara kita dengan satu tujuan, menjaga Indonesia dari kepentingan kelompok2 yang ingin membawa api suriah kesini. Satu kesamaan dari mereka adalah mereka melakukan semua ini dengan kesadaran penuh menjaga NKRI. Tanpa bayaran, bahkan banyak mengeluarkan biaya dari kocek mereka sendiri. Dan mereka tidak akan berhasil tanpa bantuan pihak lain yg rajin men-share apa yg mereka lakukan sehingga tersebar dengan luas.

Kesadaran kita bersama-lah yang bisa menyelamatkan negeri ini. Kesadaran itu seperti rantai-rantai yang bertemu satu sama lainnya melindungi dari paham intoleran, kebodohan dan fanatisme yang juga mempunyai kekuatan yang sama. Tidak perlu melawan mereka dengan fisik dan kemarahan, tapi melawan dengan ciri khas Nusantara yaitu bully, parodi, satir, meme2an cerdas dan menjaga diri dari menyebarkan info hoax yg menjadi andalan paham wahabi.

Selamat berjuang, kawan. Nasib bangsa kita ditentukan oleh apa yang kamu lakukan pada hari ini.

Semoga kita tidak harus menjadi Abu Ibrahim al-Raqqawi yang setiap hari mempertaruhkan nyawanya demi mengembalikan kotanya yang tercinta seperti dulu saat mereka hidup dengan tenang dan damai.[Denny Siregar. Com

0 komentar:

Posting Komentar

Terbaru

Kata Tokoh

Seri Kekejaman ISIS

Video




VIDEO Terbaru

Random Post

pks